Kayu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, namun kayu mempunyai kelemahan yaitu mudah terserang organisme perusak kayu, sehingga perlu diawetkan untuk menjaga kondisi kayu agar tetap baik. Diduga ekstrak akar tuba efektif meningkatkan keawetan kayu. Penelitian dilakukan menggunakan RAL dengan dua faktor. Faktor pertama merupakan jenis kayu yang diawetkan menggunakan bahan pengawet (faktor J dimana J1= Sengon, J2 = Balsa). Faktor kedua adalah macam konsentrasi bahan pengawet akar tuba (faktor K dimana K1= Kontrol, K2 = 50%, K3 = 100%). Dari dua faktor didapatkan 6 kombinasi perlakuan, setiap perlakuan terdiri atas 3 sample dengan jenis kayu yang sama dan dilulang 3 kali, sehingga diperoleh 18 sample percobaan. Penggunaan rayap dalam penelitian menggunakan rayap tanah (Macrotemrmes gilvus). Parameter utama dalam penelitian ini yaitu absorbsi bahan pengawet, retensi bahan pengawet dan kehilangan berat setelah pengujian. Faktor jenis kayu dan konsentrasi bahan pengawet berpengaruh terhadap nilai absorbsi bahan pengawet dan nilai kehilangan berat contoh uji, tidak berpengaruh terhadap nilai retensi bahan pengawet. Hasil analisis tidak terdapat interaksi antara perlakuan jenis kayu dengan konsentrasi bahan pengawet terhadap nilai absorbsi dan retensi bahan pengawet kayu alami, dapat meningkatkan keawetan kayu berdasarkan klasifikasi standar pengujian (SNI-7207-2006).