Proses pengolahan diawali dari stasiun penerimaan, stasiun rebusan, stasiun pemipilan, stasiun pencacahan dan pengempaan, stasiun pemurnian, serta stasiun pemisahan kernel. Minyak yang masih banyak mengandung kotoran, kadar air, pasir serta lumpur perlu diproses lebih lanjut agar dihasilkan kualitas CPO yang sesuai dengan standar. Tujuan penelitian ini adalah memepelajari pengaruh suhu dan waktu yang berbeda terhadap sifat minyak sawit, serta mengetahui suhu dan waktu pemurnian yang menghasilkan kuantitas dan kualitas minyak sawit terbaik. Rancangan penelitian yang digunkanan adalah rancangan petak terbagi (RPT) dua faktor. Petak Utama yaitu suhu pemanasan CPO suhu Q1 = 77 derajat celcius dan suhu Q2 = 87 derajat celcius dan Anak Petak Bagian adalah waktu retensi proses pengendapan yaitu R1 = 1 jam 30 menit, R2 = 3 jam, R3 = 4 jam 30 menit, dan R4 = 6 jam. Parameter yang di amati yaitu, asam lemak bebas (ALB), kadar kotoran, kadar karoten, DOBI (Deterioration of Bleach Index), dan persentase minyak terpisah. Hasil dari penelitian menunjukkan sifat minyak sawit pada pemurnian CPO dengan faktor suhu (Q) tidak ada pengaruh pada asam lemak bebas, kadar kotoran, kadar karoten, DOBI, dan persentase minyak terpisah, sedangkan pada faktor waktu (R) pemberian suhu berpengaruh terhadap asam lemak bebas, DOBI dan persentase minyak terpisah. Pada pengaruh variasi suhu (Q) dan waktu (R) ada pengaruh terhadap kadar karoten. Berdasarkan parameter yang telah di analisis, variasi suhu dan waktu pemurnian yang terbaik pada asam lemak bebas di perlakuan Q1R1 dengan rata – rata 6,0540%, kadar kotoran di perlakuan Q1R4 dengan rata – rata 0,3438%, kadar karoten di perlakuan Q2R1 dengan rata – rata 509,5439 ppm, nilai DOBI di perlakuan Q1R1 dengan rata – rata 3,2640 mutu baik, dan persentase minyak terpisah di perlakuan Q1R4 dengan rata – rata 44,7250%.