Kakao merupakan salah satu komoditi yang diperdagangkan melalui kegiatan ekspor dan impor di Indonesia dalam bentuk; biji kering, pasta, margarine, tepung atau bubuk yang tidak mengandung gula dan kakao batang. Indonesia mengekspor kakao dalam bentuk bahan mentah yang bernilai kecil. Pengaruh luas lahan perkebunan serta produksi kakao di Indonesia sedikit banyak berdampak pada ekspor dan impor kakao, peningkatan maupun penurunan kedua faktor penting tersebut terjadi setiap tahun, sehingga ikut mempengaruhi angka ekspor dan impor yang terjadi di dalam negeri.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami perkembangan ekspor dan impor di Indonesia. Metode dasar penelitian ini adalah penelitian dengan memanfaatkan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan berlandaskan data angka untuk menjadi bahan pengujian.
Total ekspor kakao lima tahun terakhir mengalami fluktuatif naik-turun, peningkatan berkisar antara 1,29 sampai dengan 7,31 persen per tahun sedangkan penurunan mencapai 5,87 persen. Pada tahun 2017 total volume ekspor mencapai 354,88 ribu ton dengan total nilai sebesar US$ 1,12 milyar, naik menjadi 380,83 ribu ton pada tahun 2018 dengan total nilai sebesar US$ 1,24 milyar. Perkembangan harga impor kakao Indonesia selama periode 2012-2021 menunjukkan tren yang kompleks dengan beberapa temuan penting. Harga kakao mengalami fluktuasi dengan pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 24,73%. Di sisi lain, harga kakao mengalami fluktuatif dengan pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 4%.