Keadaan energi konvensional yang semakin menipis meliputi energi minyak bumi, gas bumi dan batu bara membuat sebagian pihak untuk berupaya mendapatkan energi alternatif penggantinya. Salah satu kekuatan komoditi Indonesia yang mempunyai potensi menjanjikan sebagai energi pengganti adalah produk dari tanaman kelapa sawit. Hasil Produksi kelapa sawit yang semakin meningkat ternyata berbanding lurus dengan meningkatnya limbah kelapa sawit. Limbah kelapa sawit yang semakin meningkat dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dikarenakan mengandung kadar karbon yang tinggi. Oleh karena itu penelitian mengenai pemanfaatan limbah cangkang dilakukan. Hal ini menjadi salah satu upaya penting yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh limbah tersebut. Salah satu limbah kelapa sawit yang melimpah namun belum dikelola dengan maksimal adalah CKS. Briket merupakan salah satu energi alternatif pengganti yang dapat diciptakan dari Cangkang Kelapa Sawit dengan mengaplikasikan tepung tapioka sebagai perekat. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melihat kualitas briket dari Cangkang Kelapa Sawit diukur dari nilai kalor, kadar air, kadar abu, dan akan dibandingkan dengan standar SNI 01-6235-2000. Pada penelitian ini, ada 6 kombinasi sampel yaitu 60, 65, 70, 75, 80, dan 85 persen arang. Perekat yang dipakai yaitu tepung tapioka yang berjumlah 100 persen dikurang persentase arang sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan keseluruhan sampel arang memiliki nilai kalor diatas standar SNI. Kadar air yang memenuhi standar SNI memiliki kadar arang antara 65 persen – 79 persen. Pada penelitian ini, keseluruhan sampel memiliki kadar abu yang memenuhi SNI.