Penelitian ini dilatarbelakangi oleh teknis budidaya tanaman kelapa sawit yang dilakukan oleh perusahaan maupun petani lokal. Dalam teknis budidaya kelapa sawit penggunaan herbisida dalam mengendalikan gulma (vegetasi bawah) memberikan dampak efisiensi maupun efektifitas pekerjaan, sehingga sekarang ini penggunaan herbisida menjadi budaya yang dapat selalu ditemukan dalam budidaya perkebunan kelapa sawit. Namun dari sisi lain, herbisida ini juga dapat memberikan dampak terhadap ekologi dan suksesi yang nantinya akan terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil dominansi dan tingkatan suksesi vegetasi bawah (gulma) di perkebunan kelapa sawit pasca aplikasi herbisida sistemik dan kontak. Penelitian ini dilakukan di areal blok seluas 12 ha, dengan menggunakan metode kuadarat dengan data yang dianalisis menggunakan cara kuantitatif dan kualitatif, pada 12 petak sampel pada tempat pengumpulan hasil dalam 1 blok dengan kondisi tidak ternaungi oleh tajuk pohon kelapa sawit yang kemudian disemprotkan herbisida kontak dengan bahan aktif Ammonium Glufosinat, dan 12 petak sampel pada pasar pikul dalam blok yang sama dengan kondisi ternaungi tajuk kelapa sawit yang kemudian disemprotkan herbisida sistemik campuran dengan bahan aktif Isopropilamina Glifosat dan Methil Metsulfuron, lalu kemudian dilakukan analisa SDR dan menentukan koefisien komunitas. Hasil yang didapatkan yaitu pada areal pasar pikul yang ternaungi terjadi dominansi gulma A.gangetica sebelum dan sesudah dilakukan aplikasi herbisida. Pada areal tempat pengumpulan hasi; yang tidak ternaungi terjadi dominansi P. conjugatum sebelum dilakukan aplikasi, menjadi S. sumatrensis pasca aplikasi herbisida. Terjadi tingkatan suksesi vegetasi bawah pasca aplikasi herbisida sistemik pada pasar pikul yang ternaungi dan terjadi tingkatan susksesi vegetasi bawah pasca aplikasi herbisida kontak pada tempat pengumpulan hasil yang tidak ternaungi.