Pengukuran tinggi pohon berbasis trigonometri memiliki tingkat kesulitan dan efisiensi waktu yang bervariasi tergantung pada alat yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengukuran dan efisiensi waktu tiga alat ukur tinggi pohon berbasis trigonometri, yaitu Hagameter, Tree-H, dan Suunto Clinometer, pada tegakan jati genjah (GN) di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Yogyakarta. Pengukuran dilakukan di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kokap, Kulon Progo, dengan metode systematic sampling pada dua petak ukur. Sample yang diambil merupakan pohon dengan rentang umur 20 hingga 21 tahun. Intensitas sampling ditetapkan 1% dengan mempertimbangkan keseragaman tegakan serta efisiensi waktu, biaya, dan tenaga. Setiap plot berbentuk lingkaran (0,04 ha) dengan jari-jari 11,28 meter dan jarak antar plot 200 meter. Total 6 plot diambil, terdiri dari 1 plot di petak 5 dan 5 plot di petak 6. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil pengukuran tinggi pohon antara ketiga alat. Rata-rata tinggi pohon yang diukur menggunakan Hagameter adalah 19,1 m dari total 114,8m, Tree-H 18,9 m dari total 113,9 m, dan Suunto Clinometer 18,75 m dengan total 112,9 m. Dari segi efisiensi waktu, Hagameter memiliki waktu pengukuran tercepat dengan rata-rata 44,7 detik, diikuti oleh Tree- H (45,6 detik), dan Suunto Clinometer (47,0 detik). Meskipun hasil pengukuran tinggi pohon tidak menunjukkan perbedaan signifikan, Tree-H direkomendasikan sebagai alternatif yang lebih praktis karena berbasis digital, tersedia secara gratis, dan lebih mudah digunakan di lapangan, penggunaan Tree-H disarankan dengan perangkat pendingin (cooler) untuk mencegah penurunan kinerja smartphone akibat paparan panas matahari.