Jenis tanah pada perkebunan kelapa sawit ada berbagai macam, Tanah yang secara terus menerus di aplikasi pupuk kimia akan berubah menjadi keras dan tidak subur, maka diperlukan pemberian pupuk organik padatan atau cairan pada tanah. Penelitian dilakukan untuk menganalisis respon pertumbuhan bibit kelapa sawit terhadap pemberian pupuk organik cair dan jenis tanah, kemudian untuk mengetahui pupuk organik cair mana yang terbaik dalam meningkatkan perkembangan tanaman di pembibitan awal. Riset dilakukan di KP2 INSTIPER Yogyakarta pada bulan Desember hingga Februari, dengan desain rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua komponen utama. Faktor pertama adalah jenis tanah yang terdiri dari 3 aras, yaitu tanah regusol, latosol dan grumusol. Faktor kedua adalah jenis pupuk organik cair yang terdiri dari 3 aras, yaitu kontrol, urine sapi, dan buah sayuran. Dibuat 9 kombinasi dengan 3 ulangan sehingga di dapatkan 27 sampel tanaman. Hasil penelitian diuji menggunakan analisis sidik ragam ANOVA (Analysis of Variance), perlakuan yang berpengaruh nyata diuji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test). Pada jenjang nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi jenis tanah dan pupuk organik cair (POC) tidak memberikan interaksi yang nyata terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di main nursery. Pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan utama dipengaruhi secara signifikan oleh aplikasi pupuk organik cair yang berasal dari urine sapi dan buah, sayuran pada parameter berat segar tajuk, berat kering tajuk, berat segar bibit, diameter batang. Untuk jenis tanah seperti Regosol, Latosol, dan Grumusol dapat digunakan untuk setiap penanaman bibit kelapa sawit di main nursery.