Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh ketebalan mulsa jangkos dan jenis pupuk organik terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di persemaian utama, serta bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2024 di KP2 Kalikuning, Desa Wedomartani, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Percobaan dengan rancangan faktorial—dua komponen disusun dalam susunan acak lengkap (RAL). Pertimbangan pertama adalah jenis pupuk organik yang tersedia dalam tiga jenis: kotoran kambing 400 g, kascing 200 g, dan tanah regosol. Pertimbangan kedua adalah ketebalan mulsa jangkos yang tersedia dalam tiga ukuran berbeda: 0 cm, 3 cm, dan 5 cm. Dari kedua perlakuan tersebut diperoleh 36 sampel tanaman yang menghasilkan 9 kombinasi (3x3) yang masing-masing diulang sebanyak empat kali. Analisis varians digunakan untuk menguji data yang dikumpulkan pada tingkat signifikansi 5%. Uji lanjutan dengan Tukey Honest Significant Difference (HSD) pada taraf 5% dilakukan untuk melihat apakah benar terdapat pengaruh antar perlakuan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan bibit kelapa sawit di persemaian utama tidak dipengaruhi secara signifikan oleh jenis pupuk organik atau ketebalan mulsa jangkos. Tinggi tanaman meningkat secara signifikan jika diberikan pupuk kascing atau polibag sebanyak 200 g. Namun, perlakuan terhadap kotoran kambing dan mulsa jangkos dengan ketebalan 0 cm, 3 cm, dan 5 cm tidak mempunyai dampak nyata terhadap metrik yang diteliti

Kata kunci: Macam pupuk organik, Mulsa jangkos, main nursery