Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman yang berasal dari benua Afrika dan telah diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1948. Indonesia manjadi penghasil CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia dengan catatan produksi tahun 2009 mencapai 21,5 juta ton. Masalah yang selalu dihadapi di perkebunan kelapa sawit adalah kehilangan hasil produksi selama proses pemanenan. Sistem pengelolaan hancak sistem panen di perkebunan kelapa sawit memberikan pengaruh luas, terutama berhubungan dengan losses, prestasi dan pendapatan pemanen yang sering kali menjadi pemicu terjadinya turn-over pemanen. Tujuan penelitian ini yaitu, mengetahui pengaruh perubahan system penghancakan panen, penurunan angka losses untuk meningkatkan produktifitas panen, peningkatan pendapatan karyawan untuk menurunkan angka turn over. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu Mixed-Method dimana menggunakan
metode analisis kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan sistem hancak panen giring tetap mampu memperbaiki sistem panen yang lebih efektif dan efisien, penurunan angka losses panen dari 2.31% menjadi 1.94% di tahun 2023, produksi panen meningkat sebesar 1.388 atau setara dengan 111% dari produksi tahun 2022, angka turn over menurun dari 57,41% menjadi 1,96% di tahun 2022, serta peningkatan pendapatan karyawan di kategori good setara Rp.4.000.000-Rp.5.000.000.