Pemanenan kayu merupakan tahap penting dalam industri kehutanan, namun sering kali meninggalkan limbah kayu yang perlu diidentifikasi dan dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas metode sampling dan luas areal terhadap volume limbah kayu yang tertinggal pasca pemanenan, yang dikategorikan menjadi merchantablewood, Waste wood, dan tunggul. Penelitian ini dilakukan di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Estate Tesso Timur, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Metode yang digunakan adalah metode jaluran (line sampling) dan metode plot petak (square plot sampling) dengan cakupan luas areal 5-20 Ha dan 21-35 Ha. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan uji varians Two-Way ANOVA untuk menguji pengaruh metode sampling dan luas areal terhadap volume limbah kayu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode sampling dan luas areal tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pengambilan volume merchantablewood, Waste wood, dan tunggul. Volume limbah kayu total yang ditemukan masih di bawah standar yang ditetapkan PT. RAPP yang menunjukkan bahwa sistem pemanenan mekanis yang digunakan telah cukup efisien dalam mengurangi limbah kayu yang tertinggal.