Tingginya persentase kernel pecah mencapai 24% dan efisiensi ripple mill yang turun menjadi 95% di pabrik kelapa sawit menunjukkan adanya masalah dalam proses pemecahan nut yang belum optimal, kemungkinan disebabkan oleh desain dan kondisi rotor bar dan stator bar yang tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jarak antara rotor bar dan stator bar terhadap kualitas hasil pecahan kernel serta efisiensi mesin, serta membandingkan jam kerja mesin (HM) sebelum dan sesudah penggantian komponen tersebut. Metode yang digunakan meliputi pengukuran histogram nut, pengujian kadar air, serta pengambilan data kualitas nut dan kernel baik sebelum maupun sesudah penggantian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kernel pecah dari 24% menjadi 14%, nut pecah dari 3,94% menjadi 2,68%, serta peningkatan efisiensi mesin dari 95% menjadi lebih dari 97%, meskipun terjadi penurunan umur kerja mesin (HM) dari 600 menjadi 550 jam. Dampak bagi perusahaan adalah peningkatan kualitas hasil kernel dan efisiensi produksi, namun perlu diimbangi dengan evaluasi terhadap daya tahan komponen mesin agar tidak menurunkan keandalan operasional jangka panjang.