Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ketinggian tempat terhadap populasi Kutu kebul (Bemisia tabaci) dan perkembangan penyakit kuning keriting pada tanaman Cabai (Capsicum annum), mengamati keberadaan dan dinamika populasi serangga lain yang muncul selama masa pengamatan serta potensi interaksi terhadap populasi kutu kebul dan penyakit yang ditularkan nya. Penilitian ini menggunakan metode deskriptif untuk melakukan pengamatan secara intensif perkembangan populasi kutu kebul dan kejadian penyakit kuning keriting di ketinggian pada 322mdpl di Desa Bimoartani, Kec. Ngemplak dan pada ketinggian 600mdpl di Desa pakembinagun, Kec. Pakem, Kab. Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian sangat berpengaruh terhadap jumlah kutu kebul di ketinggian 322mdpl jumlah individu sebanyak 3436 sedangkan di ketinggian 600mdpl ditemukan sebanyak 2419 individu. Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap intensitas penyakit kuning keriting di ketinggian 322mdpl intensitas serangan sebanyak 45% sedangkan di ketinggian 600mdpl intensitas serangan penyakit kuning keriting 6,6%.