tujuan penelitian ini, Mengidentifikasi jenis jenis gulma yang tumbuh di bawah tegakan kelapa sawit dengan umur yang berbeda, mengetahui tingkat dominansi gulma di bawah tegakan kelapa sawit dengan umur yang berbeda, menganalisis keanekaragaman gulma pada masing masing tegakan kelapa sawit dengan umur yang berbeda. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mengetahui jenis-jenis gulma yang tumbuh di bawah tegakan sawit dengan umur berbeda. Data dikumpulkan melalui pengamatan langsung di lapangan. Penelitian dilakukan pada tiga kelompok umur tegakan sawit, yaitu: tegakan muda, tegakan remaja, tegakan tua. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: menentukan plot menggunakan kuadran berukuran 1 m × 1 m, kuadran diletakkan sebanyak 5 titik di setiap plot pada 3 jenis umur tanaman muda, remaja dan tua Semua jenis gulma dalam kuadran diidentifikasi dan dihitung jumlahnya. Data yang dikumpulkan dianalisis secara sederhana, yaitu dengan menghitung: jenis gulma, jumlah individu per jenis, frekuensi kemunculan, kerapatan (jumlah per m²) misalnya punya satu plot di bawah tegakan sawit muda. lalu letakkan 5 kuadran di titik berbeda misalnya secara diagonal atau acak. Di setiap kuadran, lihat dan catat: jenis gulma apa saja yang ada, ada berapa individu untuk tiap jenis. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis vegetasi gulma yang dilakukan pada tiga fase umur tanaman kelapa sawit dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jumlah dan jenis gulma pada setiap fase umur tanaman kelapa sawit. Pada tanaman muda ditemukan 14 spesies gulma, yang didominasi oleh Cyperus rotundus (teki). Pada tanaman remaja ditemukan 11 spesies gulma, dengan dominansi tinggi oleh Paspalum conjugatum (rumput tahunan). Pada tanaman tua ditemukan 8 spesies gulma, di mana Synedrella nodiflora mendominasi secara mutlak meskipun merupakan gulma semusim. Komposisi gulma didominasi oleh gulma daun lebar (DL) pada seluruh fase pertumbuhan sawit. Gulma berdaun lebar menunjukkan kemampuan adaptasi tinggi di berbagai tingkat naungan dan umur tanaman, dengan total dominansi paling besar dibandingkan dengan jenis rumputan (R), tekian (T), dan pakuan (P) yang jumlahnya terbatas, daur hidup gulma juga menunjukkan perbedaan antar fase gulma semusim lebih banyak ditemukan pada fase tanaman muda, karena lingkungan terbuka dan cahaya matahari melimpah. Gulma tahunan mendominasi pada fase remaja dan tua, karena kemampuannya bertahan dan tumbuh di bawah kondisi tajuk yang rapat dan pencahayaan rendah, tingkat dominansi dan nilai SDR menunjukkan bahwa beberapa spesies memiliki daya saing yang sangat tinggi, sehingga perlu menjadi prioritas dalam strategi pengendalian gulma. Spesies tersebut antara lain Cyperus rotundus, Paspalum conjugatum, dan Synedrella nodiflora, faktor lingkungan seperti tingkat naungan, kelembapan, serta kondisi pengelolaan lahan turut memengaruhi keragaman dan dominansi gulma. Naungan tajuk sawit yang semakin rapat pada fase tanaman tua menyebabkan berkurangnya keanekaragaman gulma, namun meningkatkan dominansi spesies tertentu yang toleran terhadap naungan.