Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, merupakan salah satu sentra perkebunan karet di Indonesia dengan luas areal sekitar ±105 ribu hektare, sebagian besar dikelola oleh perkebunan rakyat. Dengan umur produktif tanaman 25–30 tahun, kegiatan peremajaan (replanting) secara berkala menghasilkan kayu karet dalam jumlah besar. Kayu karet memiliki karakteristik fisik yang sesuai untuk diolah menjadi produk bernilai tambah seperti furnitur, papan partikel, kayu lapis, dan bahan bakar biomassa.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi kayu karet di Kabupaten Tebo pada tanaman berumur 6–16 tahun serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode yang digunakan adalah systematic sampling with random start pada petak ukur berbentuk lingkaran dengan intensitas 0,5% dan 1%. Data yang dikumpulkan meliputi jumlah pohon, diameter, tinggi, dan volume tegakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan diameter meningkat signifikan dari umur 6 sampai 12 tahun. Namun terjadi nilai rerata yang menurun yaitu umur 13 dan 15. Pada umur 6 tegakan karet mempunyai rerata diameter 10,436 cm dan umur 16 dengan 20,779 cm. Faktor utama yang mempengaruhi volume kayu meliputi umur tanaman, diameter, tinggi pohon,
Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa kayu tanaman karet memiliki potensi besar untuk di manfaatkaan secara optimal menjadi sumber ekonomi tambahan yang berkelanjutan bagi petani dan mendorong pengembangan industri hilir di daerah.