Purnama, Wahyu Ari (2025) PENGARUH CARA APLIKASI DAN MACAM BAHAN AKTIF HERBISIDA TERHADAP GULMA Ficus sp DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT. Skripsi thesis, Institut Pertanian Stiper Yogyakarta.
SURAT PERYATAAN TIDAK PLAGIAT_22608.pdf
Download (60kB)
LEMBAR PENGESAHAN_22608.pdf
Download (73kB)
BAB 1_22608.pdf
Download (200kB)
BAB 2_22608.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (455kB)
BAB 3_22608.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (221kB)
BAB 4_22608.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (612kB)
BAB 5_22608.pdf
Download (159kB)
DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN_22608.pdf
Download (5MB)
Formulir Telaah dan Persetujuan Publiksi Artikel_22608.pdf
Download (200kB)
Turnitin_22608.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
TURNITN JURNAL_22608.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (630kB)
COVER-INTISARI_22608.pdf
Download (401kB)
SKRIPSI FULLTEXT_22608.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (4MB)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh metode aplikasi dan jenis bahan aktif herbisida terhadap kematian gulma Ficus sp. Penelitian dilaksanakan di kebun kelapa sawit PT Nusantara Sawit Persada, Kalimantan Tengah, dari 1 Mei hingga 10 Juni 2025. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor, yaitu metode aplikasi herbisida (infus akar, oles dengan pelukaan, dan oles tanpa pelukaan) dan jenis bahan aktif herbisida (glifosat, triklopir, metil metsulfuron, serta kombinasi glifosat + metil metsulfuron). Parameter yang diamati meliputi skoring kematian gulma, resistensi, pertumbuhan ulang (regrowth), serta berat segar dan kering gulma. Data dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji DMRT jika terdapat perbedaan nyata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode infus akar dengan kombinasi herbisida glifosat dan metil-metsulfuron merupakan perlakuan paling efektif, ditandai dengan munculnya gejala kematian gulma sejak hari ke-4 dan kematian total pada minggu ketiga. Efektivitas ini dikarenakan sifat sistemik kedua herbisida yang mampu mencapai titik tumbuh gulma. Sebaliknya, triklopir tidak efektif melalui infus akar, namun menunjukkan hasil baik jika diaplikasikan dengan metode oles pelukaan. Metode oles tanpa pelukaan merupakan metode paling tidak efektif. Tidak ditemukan gejala resistensi atau regrowth pada semua perlakuan. Berat segar dan kering gulma menurun signifikan pada perlakuan efektif.
| Item Type: | Thesis (Skripsi) |
|---|---|
| Additional Information: | 22608; tidak publikasi jurnal |
| Uncontrolled Keywords: | Ficus sp, Herbisida sistemik, Infus akar, Oles pelukaan, Glifosat, Metil-metsulfuron, Triklopir. |
| Subjects: | Fakultas Pertanian > Program Studi Agroteknologi |
| Divisions: | INSTIPER > Fakultas Pertanian > Program Studi Agroteknologi |
| Depositing User: | Wahyu Ari Purnama |
| Date Deposited: | 24 Sep 2025 03:27 |
| Last Modified: | 24 Sep 2025 03:27 |
| URI: | https://eprints.instiperjogja.ac.id/id/eprint/3809 |
