Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola agroforestry yang diterapkan di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, serta mengidentifikasi jenis tanaman yang dikembangkan oleh masyarakat setempat. Agroforestry dipilih sebagai sistem pengelolaan lahan karena mampu mengintegrasikan fungsi ekologis dan ekonomis secara berkelanjutan, sehingga mendukung kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dan plot sampling. Plot yang digunakan berukuran 20 m × 20 m untuk tingkat pohon, 10 m × 10 m untuk tingkat tiang, 5 m × 5 m untuk tingkat pancang, dan 2 m × 2 m untuk tingkat anakan. Analisis data meliputi perhitungan kerapatan, kerapatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, serta Indeks Nilai Penting (INP) untuk mengetahui jenis dominan pada setiap tingkat pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua pola agroforestry yang diterapkan, yaitu agrisilvikultur (kombinasi tanaman kehutanan dan pertanian) dan agrosilvopastoral (kombinasi tanaman kehutanan, pertanian, dan peternakan). Pola agrisilvikultur mendominasi sebagian besar wilayah dengan jenis tanaman utama meliputi nangka (Artocarpus heterophyllus), sengon (Albizia chinensis), jati (Tectona grandis), mahoni (Swietenia mahagoni), dan kelapa (Cocos nucifera). Pola agrosilvopastoral ditemukan di wilayah yang memiliki padang penggembalaan dan ternak, dengan tanaman dominan seperti sengon, nangka, dan rumput gajah (Pennisetum purpureum). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pola agroforestry di Desa Sengi memiliki keragaman jenis tanaman yang tinggi, dengan variasi pola tanam yang disesuaikan kondisi biofisik lahan dan kebutuhan masyarakat. Sistem ini berpotensi meningkatkan pendapatan, menjaga kesuburan tanah, mengurangi erosi, dan memperkuat ketahanan ekosistem.