Permasalahan utama penelitian ini adalah tingginya risiko pencurian di kebun kelapa sawit yang selama ini hanya mengandalkan patroli manual dengan keterbatasan waktu, cakupan area, serta efektivitas pengawasan.
Tujuan penelitian adalah menganalisis efektivitas penggunaan drone dibandingkan patroli manual dalam meminimalkan tindakan pencurian, sekaligus mengevaluasi kelebihan dan kekurangan keduanya. Penelitian dilaksanakan di Mentaya Estate dengan metode deskriptif dan komparatif, menggunakan data patroli drone Aviro M120 (4 kali/hari) dan patroli mobil (2 kali/hari) selama 30 hari, yang dianalisis dengan uji t. Hasil menunjukkan drone lebih efektif dengan cakupan area lebih luas (65 Ha vs 40 Ha), waktu patroli lebih singkat (29,4 menit vs 60 menit), jumlah temuan lebih banyak (4,2 vs 2,4 kasus/hari), serta respon lebih cepat (7,5 menit vs 15,2 menit). Uji t menghasilkan p = 0,001 yang menandakan perbedaan signifikan. Pembahasan menegaskan bahwa drone berfungsi optimal sebagai sistem deteksi dini, sedangkan patroli manual tetap relevan untuk intervensi langsung, sehingga integrasi keduanya menjadi strategi terbaik. Manfaat yang diperoleh adalah peningkatan efektivitas pengawasan, pengurangan risiko pencurian, efisiensi biaya operasional, serta Kontribusi pada pengembangan literatur dan kebijakan pemanfaatan teknologi drone dalam sektor perkebunan.