Rice Transplanter adalah teknologi pertanian yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam proses tanam padi. Meskipun memiliki manfaat signifikan, tingkat adopsi alat ini di kalangan petani masih relatif rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat adopsi petani terhadap penggunaan Rice Transplanter di Desa Tegalsari Timur, mengidentifikasi hubungan antara karakteristik petani (usia, pendidikan, luas lahan, pengalaman bertani) dengan tingkat adopsi, dan menentukan faktor-faktor yang secara signifikan memengaruhi adopsi.
Pendekatan kuantitatif dengan metode survei digunakan dalam penelitian ini. Sampel penelitian adalah 30 responden dari populasi petani padi di Desa Tegalsari Timur, yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat adopsi petani terhadap penggunaan Rice Transplanter masih tergolong rendah, yaitu sebesar 43,3% dari total responden. Secara parsial, hanya variabel tingkat pendidikan yang memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap adopsi. Artinya, tingkat adopsi berbanding lurus dengan tingkat pendidikan petani: semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar tingkat adopsinya. Sementara itu, variabel usia, luas lahan, dan pengalaman bertani tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat adopsi secara parsial. Secara simultan, keempat karakteristik petani yang diteliti tidak berpengaruh signifikan terhadap adopsi Rice Transplanter
Berdasarkan hasil uji kinerja teknis mesin Rice Transplanter model Maxxi PF-48, mesin menunjukkan performa yang cukup baik dengan efisiensi tanam rata-rata 91,67%, kerapatan tanam yang seragam, Kapasitas Kerja Lapang (KKL) sebesar 0.19 ha/jam, dan konsumsi bahan bakar 0,72 L/jam. Secara biaya, total biaya tanam dengan Rice Transplanter di lapangan ditemukan lebih murah 28,97% dibandingkan biaya tanam konvensional.