DAS (Daerah aliran sungai) suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No 7 tahun 2004 tentang pengelolaan DAS). Betapa pentingnya peran Sub DAS Opak sebagai fungsi hidrologis dan lahan usaha tani bagi masyarakat yang bermukim di sekitarnya sehingga penulis melakukan penelitian tentang tingkat kekritisan lahan pada Sub DAS Opak dengan menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografi agar memperoleh informasi yang tepat dan akurat tentang kekritisan lahan yang terjadi di Sub DAS Opak agar dapat dilakukan pengelolaan DAS lebih lanjut. Penelitian bertujuan untuk Mengetahui perbesaran tingkat kekritisan lahan yang terjadi di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak dan mengetahui Rumusan alternatif pengelolaan lahan yang diterapkan di area lahan kritis di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak Tahap dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan yang terdiri dari studi kasus dan pengumpulan data, kemudian tahap pengolahan data menggunakan sistem informasi geografis yaitu terdiri dari pemetaan, trasformasi, digitasi, editing, labeling dan pembuatan basis data. Tahap ketiga yaitu tahap analisis dengan sistem informasi geografis yaitu analisis data deskriptif, analisis data spasial, menghitung luas dan tahap penyelesaian. Penyelesaikan analisi menggunakan sistem informasi geografis berupa peta hasil penelitian. Hasil penelitian dengan sistem informasi geografis menunjukkan bahwa Sub Daerah Aliran Sungai Opak didominasi dengan kekritisan lahan kategori kelas agak kritis dengan luas 38790,827126 ha atau sekitar 83,6996 %, kelas agak kritis terletak menyebar hampir diseluruh wilayah Sub DAS Opak, wilayah yang cukup mendominasi adalah kabupaten Sleman, kabupaten Kota Yogyakarta dan kabupaten Bantul. Penanganan yang tetap untuk lahan kritis setiap daerah yaitu dengan mengadakan rehabilitasi lahan, untuk penanganan bagian hulu seperti pakanewon cangkringan dan pakem perlu adanya pembuatan sengkedang atau terasering, kemudian bagian tengah yaitu panakewon piyungan dengan pembuatan dump stone dan untuk bagian hilir pada derah panakewon purwosari dengan penanaman mangrov