Pada saat ini luas perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) terbilang sangat luas. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2022 mencatat luas perkebunan sawit di Indonesia terakhir mencapai 15,4 juta hektar (Ha), dan dikarenakan luasnya perkebunan kelapa sawit yang ditanam secara homogen memiliki dampak negatif yaitu perkembangan hama yang cepat dan meluas menyerang tanaman perkebunan kelapa sawit. Salah satu hama yang paling banyak menyerang perkebunan sawit pada saat ini adalah hama ulat Kantung. Perlu dilakukan pengendalian yang intensif pada hama ulat Kantung secara tepat dan massif karena dampak serangan dapat megurangi produktifitas TBS (Tandan Buah Segar) sawit mencapai 40 %. Metode penelitian ini disusun menggunakan metode perbandingan kuantitatif yaitu jumlah kematian ulat Kantung menggunakan semprot drone pada beberaoa konsentrasi yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas pengendalian ulat Kantung menggunakan drone pada tanaman kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pengendalian hama ulat Kantung menggunakan drone dengan konsentrrasi 1 cc/liter menghasilkan mortalitas sebesar 21%, konsentrasi 4 cc/liter tingkat kematian adalah sebesar 43%, konsentrasi 7 cc/liter menunjukkan mortalitas sebesar 72% dan pada konsentrasi 10 cc/liter menghasilkan mortalitas sebesar 95% - 100%. Dengan demikian, pengendalian ulat Kantung menggunakan drone di perkebunan kelapa sawit dapat menjadi pilihan utama bagi pengusaha perkebunan kelapa sawit