penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas CPO pada vacuum dryer. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana tingkat Free Fatty Acid (FFA), dan kadar air (moisture) pada CPO sebelum dan sesudah masuk vacuum dryer. manfaat penelitian yaitu: Pada penelitian ini diharapkan dapat mudah mengetahui standar kualitas CPO pada pabrik dan dapat mengetahui kinerja alat pada vacuum dryer. Penelitian ini menggunakan data primer yang mana pengambilan sempel dilakukan dengan meneliti langsung lalu data dikumpulkan dan dianalisis. Pada vacuum ini terjadinya pengurangan kadar air pada minyak yang masuk dari OPT melalui float tank dengan temperatur 80-85̊C. Dengan demikian CPO akan divakumkan di bawah tekanan atmosfer yaitu -0,9 bar, sehingga dapat memisahkan air dan minyak. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut Dari hasil penelitian didapat perubahan kadar FFA sebelum vacuum dryer masih di atas dari standar pabrik kelapa sawit yaitu dengan rata-rata 4,27% dan kadar FFA menurun setelah vacuum dryer dengan rata-rata 4,07%. Berdasarkan data perubahan kadar FFA yang meningkat setelah vacuum dryersebesar 17% dan perubahan yang menurun sebesar 83%. Namun pada setelah vacuum dryer masih tinggi dari standar yang ditetapkan yaitu 3,00% yang disebabkan oleh tekanan dan temperatur yang tidak stabil. Dari hasil penelitian diproleh perubahan kadar air sebelum vacuum dryer masih di atas dari standar pabrik kalapa sawit yaitu 0,35% dan kadar air setelah vacuum dryer menurun hingga di bawah standar yaitu 0,09%. Berdasarkan data perubahan kadar air yang masih di atas standar yaitu 3% dan kadar air yang di bawah standar yaitu 97%. Walau pun dengan temperatur yang masih dibawah standar yaitu 0,15%. Hasil dari analisis didapatkan perubahan Free Fatty Acid (FFA) dan kadar air (Moisture) dipengaruhi oleh besarnya tekanan dan temperatur yang sesuai dengan standar perusahaan. Oleh karena itu pada temperatur yang rendah tidak dapat menurunkan kadar FFA dengan optimal tetapi tekanan yang terlalu tinggi juga menyebabkan kadar air yang rendah di bawah standar dan akan menyebabkan kerugian oprasonal pada pabrik kalapa sawit.