Limbah daging kakao dan ampas tahu merupakan hasil samping dari proses pengolahan yang apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan terjadinya pencemaran. Kandungan pada daging buah kakao dapat menurunkan tekanan darah, mengobati stres, diare dan menyehatkan jantung. Selain itu ampas tahu memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi. Salah satu pemanfaatan limbah yaitu dengan cara mengolah menjadi produk yang memiliki nilai jual seperti kerupuk. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh perbandingan daging buah kakao dan ampas tahu terhadap karateristik kimia, fisik dan organoleptik dan medapatkan perbandingan penambahan daging buah kakao dan tepung ampas tahu yang menghasilkan kerupuk daging buah kakao. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor, yaitu perbandingan penambahan daging buah kakao dan ampas tahu (A = 45% : 5%, B = 40% : 10%, C = 35% : 15%, D = 30% : 20%, E = 25% : 25%, F = 20% : 30%, G = 15% : 35%, H = 10% : 40%). Analisis yang dilakukan meliputi kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak, kadar pati, aktivitas antioksidan dan kadar protein. Berdasarkan hasil menunjukkan perbandingan daging buah kakao dan ampas tahu berpengaruh nyata terhadap kandungan kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak, kadar pati kadar protein, aktivitas antioksidan, daya serap minyak, daya kembang dan uji organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa), namun tidak berpengaruh terhadap kadar air kerupuk daging buah kakao. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air dan kadar abu belum memenuhi SNI 8646:2018. Uji kesukaan menunjukkan panelis lebih menyukai (warna dan tekstur) kerupuk pada sampel A yaitu perbandingan 90% daging buah kakao dan 10% tepung ampas tahu dengan skor 5,27.