Pemberian pupuk anorganik secara terus menerus dengan dosis yang berlebihan memiliki dampak buruk terhadap kesuburan tanah. Tanah latosol dengan pH masam, kelarutan unsur-unsur mikro logam cukup tinggi yang selain berpotensi toksik juga memfiksasi fosfor sehingga menurunkan efektivitas pemupukan. Untuk meningkatkan produktivitas tanah latosol perlu dikombinasikan dengan pemberian pupuk organik diantaranya pupuk kandang sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang sapi dan pupuk P terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di main nursery. Penelitian ini dilakukan di Kebun Penelitian dan Pendidikan (KP2) Institut Pertanian STIPER, di Desa Sempu, Kecamatan Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada bulan April sampai dengan Juli 2025. Rancangan penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan rancangan faktorial yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah dosis (% volume) pupuk kandang sapi yang terdiri dari 4 aras (0, 25, 33, dan 50% volume). Faktor kedua adalah dosis pupuk SP36 yang terdiri dari 3 aras (3, 5, dan 7 g/polybag). Kombinasi perlakuan 4 x 3 = 12, yang diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 48 sampel tanaman. Data dianalisis dengan menggunakan analysis of varience (ANOVA) pada jenjang nyata 5%. Jika terdapat pengaruh nyata antar perlakuan maka dilakukan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada jenjang nyata 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat interaksi antara pupuk kandang sapi dan dosis pupuk P. Pemberian pupuk kandang sapi 25% volume dan dosis pupuk P 3g/polybag sudah cukup untuk menghasilkan pertumbuhan bibit kelapa sawit di main nursery.