Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas strategis di Indonesia dengan kontribusi besar terhadap devisa negara dan kesejahteraan petani. Pertumbuhan industri kelapa sawit yang pesat menuntut ketersediaan bibit unggul berkualitas di fase pembibitan, terutama pada tahap main nursery. Unsur fosfor (P) berperan penting dalam metabolisme dan pembentukan sistem perakaran, sedangkan mikoriza berfungsi meningkatkan efisiensi penyerapan hara. Kombinasi keduanya diharapkan mampu memperbaiki pertumbuhan bibit kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian dosis pupuk fosfor dan mikoriza, serta interaksinya, terhadap pertumbuhan kelapa sawit di pembibitan main nursery. Penelitian dilaksanakan di KP2 Institut Pertanian Stiper Yogyakarta pada Maret–Juni 2025 menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial 4×3 dengan 12 kombinasi perlakuan dan 4 ulangan, sehingga diperoleh 48 bibit. Faktor pertama adalah dosis mikoriza (0 g, 10 g, 15 g, 20 g/polybag), sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk fosfor (4 g, 6 g, 8 g/polybag). Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, luas daun, kadar klorofil, serta serapan nitrogen. Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi nyata antara pupuk fosfor dan mikoriza terhadap semua parameter pertumbuhan. Pupuk fosfor berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, dengan dosis optimal 6 g/polybag yang menghasilkan rerata pertumbuhan tertinggi. Sementara itu, mikoriza tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit pada fase ini. Temuan ini menegaskan bahwa efektivitas pupuk fosfor lebih dominan dibandingkan mikoriza dalam mendukung pertumbuhan awal kelapa sawit di main nursery.