Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) telah lama dikenal sebagai bahan organik potensial untuk mulsa dan perbaikan sifat tanah, namun di sisi lain, keberadaannya juga berpotensi menjadi tempat berkembang biak hama penting pada tanaman kelapa sawit, yaitu kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh aplikasi TKKS terhadap populasi dan skoring serangan Kumbang tanduk, serta hubungan kelembaban TKKS dengan preferensi larva di lapangan. Penelitian dilakukan pada tiga blok berbeda dengan tiga perlakuan, yaitu P0 (tanpa TKKS), P1 (20 ton/ha), dan P2 (40 ton/ha). Pengamatan populasi kumbang dewasa dilakukan menggunakan 4 ferotrap (1 ferotrap per 5 hektar) yang dipasang strategis pada masing-masing perlakuan. Jumlah larva serta tingkat kelembaban TKKS diamati secara langsung pada pokok sampel dan tandan teraplikasi. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan dosis aplikasi TKKS cenderung diikuti oleh peningkatan populasi kumbang dan larva, terutama pada TKKS yang memiliki kelembaban tinggi. Temuan ini mengindikasikan bahwa pengelolaan TKKS yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko infestasi Oryctes rhinoceros, yang berpotensi menurunkan produktivitas tanaman. Studi ini membuka ruang penting dalam pemahaman interaksi antara residu organik dan ekologi hama dalam sistem budidaya kelapa sawit.