Pengolahan air pada pabrik kelapa sawit merupakan aspek penting dalam menunjang kelancaran proses produksi, khususnya untuk penyediaan air umpan boiler dan utilitas lainnya. Kualitas air yang tidak memenuhi standar dapat menimbulkan permasalahan serius, seperti terbentuknya kerak (scale), korosi, maupun penurunan efisiensi peralatan. Kualitas air yang tidak memenuhi standar dapat menimbulkan permasalahan serius, seperti terbentuknya kerak (scale), korosi, maupun penurunan efisiensi peralatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air baku, menentukan kebutuhan dosis bahan kimia, serta menghitung biaya pemakaian bahan kimia melalui metode jartest. Metode ini memungkinkan evaluasi secara langsung terhadap efektivitas koagulan dan bahan kimia lainnya dalam menurunkan parameter pencemar, sehingga dapat digunakan untuk memilih dosis optimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air eksternal masih tergolong kurang baik, dengan rata-rata pH 5,2, TDS 42 ppm, hardness 19 ppm, turbidity 41 NTU, besi 1,3 ppm, dan silika 9 ppm, sehingga diperlukan pengolahan lebih lanjut sebelum digunakan sebagai air umpan boiler. Efektivitas kinerja Sand Filter dalam mengurangi tingkat kekeruhan air baku mencapai 97%. Sebaliknya, kualitas air internal telah memenuhi standar operasional, dengan pH 11, TDS 1205 ppm, P-alkalinity 315 ppm, M-alkalinity 352 ppm, O-alkalinity 209 ppm, besi 0,7 ppm, silika 56 ppm, hardness dalam kondisi trace, phosphate 23 ppm, dan sulfite 26 ppm. Dari aspek ekonomi, biaya penggunaan bahan kimia internal water treatment mencapai Rp79.180.800,00 per bulan pada kondisi tertentu, dan Rp42.488.600,00 per bulan pada kondisi lain. Penelitian ini menegaskan pentingnya pengendalian kualitas air dan pengelolaan bahan kimia untuk efisiensi operasional boiler.