Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan strategis yang mendukung perekonomian Indonesia. Proses pemanenan membutuhkan galah yang mampu menjangkau tandan buah pada ketinggian. Galah kayu tradisional memiliki keterbatasan berupa bobot berat dan daya tahan rendah, sehingga diperlukan inovasi material yang lebih ringan dan kuat. Penelitian ini bertujuan menganalisis sifat mekanik galah berbahan komposit carbon dan fiberglass sebagai alternatif alat panen. Fokus kajian mencakup perbandingan kekuatan lentur dan ketangguhan antara galah fiberglass murni 100% dengan galah campuran serat carbon 60% dan fiberglass 40%, menggunakan pengikat resin epoxy. Metode penelitian dilakukan melalui uji bending (ASTM D790) dan uji impak (ASTM D244). Spesimen diproduksi di Workshop INSTIPER Yogyakarta, sementara pengujian dilakukan di Laboratorium Bahan Teknik Departemen Teknik Mesin, Universitas Gadjah Mada. Parameter yang diamati meliputi tegangan, regangan, dan harga impak. Data diperoleh dari rata-rata tiga kali pengulangan uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galah komposit carbon menghasilkan tegangan bending rata-rata 55,21 MPa dengan regangan 1,52%, lebih tinggi dibanding galah fiberglass yang hanya 44,00 MPa dengan regangan 1,55%. Pada uji impak, galah carbon mencatat harga impak 0,356 J/mm², sedangkan fiberglass 0,124 J/mm². Temuan ini membuktikan bahwa kombinasi serat carbon 60% dan fiberglass 40% memiliki sifat mekanik lebih unggul, baik dalam kekuatan lentur maupun ketahanan benturan, sehingga lebih potensial diaplikasikan sebagai galah panen kelapa sawit yang efisien dan tahan lama.